Keparat,,,
Monyet Melompat-Lompat
Menantang lawan tuk bersilat
Bermain Pat gulipat
Menguji taktik dan siasat
Lawan mendekat
monyet menyedot
sebatang cigaret
merebah ditepi parit
lawat merapat
monyet mengelak cepat
mengeluarkan jurus kilat
monyet kualat
sok alim, penjalan sariat
sok arif, pemuja tareakat
sering berkilah kalimat
menipu rakyat melarat
wajah pucat
lelah terlihat
Keringat
Melaju cepat
sampai kepantat
Saat sekarat
Tubuh padat
Penuh nanah dan ulat
Monyet telat
Meralat
Sifat dan Tabiat
Saat kiamat
Datang melumat
Jakarta : 03/01-2011
Maloku Kie Raha
Pemikiran Nakal,,Watak Binal,,Ilusi Khayalan,,Goresan Mimpi,,Nokhta kepedulian,,dari yang menamai dirinya Poetra Sang Fajar Timur,(Pnubono Baldan Ayatullah. yach,,cukup dech..!!!
Kamis, 06 Januari 2011
Minggu, 12 Desember 2010
Jumat, 03 Desember 2010
BALDAN SI PENGHAYAL
KENANGAN YG ABADI SLAMANYA SLAMANYA DLM DEKAPAN PESONA PNUBONO |
BALDAN SI PENGHAYAL
SeSi : KHAYALAN ANAK NEGERI
Dlm Khayal |
Bak,, Penghayal sejati sepanjang hidupnya, ini mungkin karena prosesi kehidupan keluarganya yang teramat sederhana,, hingga membuatnya selalu ingin menggapai segala hal dalam hidupnya,, walau harapan,impian,nawaitu dalam kesucian jiwanya selalu bertolak belakang dengan kefanaan realiatas di sekitarnya….!!
Kehidupan yang menggila tiap pergantian detik ke menit & jam, dunia semakin kejam dari pergantian menit/jam ke hari.. Apa namanya lagi jika ini bertahan sampai akhir kehidupan ini..??
Tiba masa dimana masa depan kian memperjelas wujudnya,, sering wujud masa depan tampak bagai siluman yang menakutkan dalam mimpi nyatanya,,kadang masa depan menjamu dengan anggur segar di atas penjamuan buana,,, hingga bias utas senyum melebar menghias dinding & ruang hampa..
Hayal dan mimpi bagai sahabat sejati, kekasih, sekaligus arah untuk menuju hal yang berarti….!!!
Baldan si Penghayal : menyimak kisah lain di alam yang sama.
Yang Nulis
Pnubono baldan Al-Baldany
Fajar menebar senyum di bibir ufuk,,kedipat mata mentari semakin menerang, mengusik lelap tidur Baldan Si penghayal, selimut kusut yeng menghangatkan tubuh mungilnya & memenjara jiwa semalam terhurai diatas bantal tepi peraduannya. Baldan menoleh ke meja belajarnya.. Melihat segelas kopi hitam yang tak dihabiskan disamping lembaran-lembaran putih yang berseraka di lantai, dengan wajah malas baldan membersihkan kembali meja belajar dan membuka jendala kamarnya, hawa segar langsung memenuhi ruangan kamar yang bau rokok karena kebiasaan baldan si penghayal…
Kebiasaan BaldanTiap hayalan mengelana seisi dunia ini selalu ditemani secangkir kopi hitam & sebatang rokok berlebel 234. setelah selesai dari aktifitas hayalanya biasanya baldan si penghayal menuangkan hasil hayalanya diatas lembaran dan tertata rapi dalam bentuk aksara yang terangkai bernada puisi dengan oktaf beragam,,
menyelami dunia nyata dan nisbi lewat jendela hayalanya, menjadi aktifitas menyenangkan,,, mentari makin meninggi,, terlintas di benak Si baldan “ Ke agunganmu Ilahi, hantar daku ke penghujung dunia ini, dan biarkanlah mentari yang kian meninggi ini bersamaku sampai senja menyelimuti, ya Rabb,, yang asa hidup ini berada di genggamaMU,, ridhaMU dambaku “
Baldan terkejut setelah mendengar suara yang mengusik di depan rumahnya..!! Segera melangkah menuju asal suara yang mengganggu hayalnya itu,
Dengan segera membuka pintu rumahnya tampak di hadapan dengan jelas para anak-anak tetanggahnya dengan riang & asyik bermain di emperan rumah mereka…!! Dengan wajah kesal sambil mulutnya berceloteh dasar anak-anak tiap hari kerjanya Cuma bermain & mengganggu “ begitu polos diri kalian wahai penerus kehancuran’ yang tidak pernah tahu akan hari esok, kalian telah di taining oleh lembaga formal Negeri ini untuk menjadi agen-agen kehancuran masa depan, Anak-anak tetanggaku nian malang nasib kalian. Jiwa, Kalbu kalian nan kudus slalu disirami Madu klasik zaman jahiliah, tontonan-tontonan senam akrobatik ala Machiaveli, perebutan makanan haram dari hasil keringat rakyat jelata, sehingga kalian besar nanti akan melakukan hal yang sama seperti pendahulumu, mereka tlah lupa diri, benar diracik menjadi salah, salah diramu berganti benar, halal dan haram menjadi sewajah, korupsi dianggap suci, tidak selingkuh katanya kaku. Otak mereka di penuhi strategi-strategi untuk memuluskan niat melegalkan tindakan keji mereka, begitu ampuh strategi mereka memperdayakan rakyat jelata bagai jose Morinho memperdaya rival-rivalnya & menyumbangkan triple Winner Buat Inter Milan(2009-2010). Kemalangan menjadi Abadi”
Setelah puas dari ocehan dalam lamunya, Baldan menyiram seluruh tubuhnya dengan air segar di kamar mandi, dengan tubuh polos matanya tertuju pada suatu objek yang menerbangkan hayalnya “ kau terjaga dengan baik, indahnya bentukmu begitu sempurna, kau melindungi diri dan keluargamu dari tiap serangan yang menghadang seandainya pemimpinku menimang ilmuMU, oh.. Laba-laba yang bijak.
Diluar rumah terik mentari tlah condong ke ufuk timur, Dengan paras ceria,, baldan keluar melangkah menyusuri tiap lorong waktu negerinya, tiba-tiba terhenti di depan suatu kerumunan anak-anak muda yang saling berdebat tentang seorang wanita, oh yah namanya “MIRA JUITA KARTIKA”, bunga desa yang slalu di perebutkan oleh pemuda-pemuda, karena parasnya yang cantik, bodinya yang seksi. Menggairahkan, menawarkan keindahan skaligus mengundang petaka.
Itulah “MIRA JUITA KARTIKA” maka kalian yang muda,, jangan terpancing keseksiannya,, karena yang kau tampak adalah pintu racun segala petaka…!!!
Makin jauh perjalananya,,,makin terlihat luka dan duka memahkotai hati Baldan si penghayal…. Linangan airmata tak mampu menghapus tiap dahaga jiwa yang tergores sampah-sampah yang berserakah….
Kembalilah Baldan si penghayal ke rumah… sebelum melangkah masuk,,!! Sepintas matanya nakal menoleh sekeliling rumahnya yang nyaris roboh,,, sambil tersenyum…gubukku biarlah tubuhmu nyaris runtuh namun jangan skali-kali kau lelah menaungi jiwaku.. Gubukku walau usiamu tlah renta janganlah kau berhenti memancarkan cahaya sederhanamu,, jangan buat aku sedih wahai gubukku dengan meninggalkan puing-puing dadamu,,,, karena anak negeri ini mau menyaksikan tiap bait hayalanku tuk negeri ini,,,,,,,,,
Minggu, 24 Oktober 2010
IN MEMORIUM TUAN GURU IMAM ABDULLAH BIN QADI ABDUSSALAM
IN MEMORIUM TUAN GURU
IMAM ABDULLAH BIN QADI ABDUSSALAM
MERINTIS GARIS PERJUANGAN
DARI SOASIO TIDORE KE CAPE TOWN AFRIKA SELATAN
OLEH : ABD RAJAK FAAROEK
(Ongen Pnubono)
Jakarta : 24/10/2010
Cape Town Afrika Selatan |
I. SOSOK IMAM ABDULLAH
Taqdir Allah SWT untuk Negeri Moloku Kie Raha, lahirlah seorang sosok Pejuang, Ulama Besar sekaligus Politisi Unggul di Tanah Limau Timore, Moloku Kie Raha tepatnya di Soasio Tidore. Pada Tahun 1100 Hijriah bertepatan dengan 1712 Masehi dari Pasangan Qadi Abdussalam Dan Boki, Imam Abdullah di besarkan di dalam keluarga yang sederhana dan taat Agama, di masa kanak-kanaknya beliau adalah anak cerdik pandai, pada usia yang relatife muda beliau sudah mulai menghafal Al-Qur’an serta memahami Ilmu-ilmu agama seperti Figih dan Tasauwuf.
Realitas kehidupan Tidore masa itu, berada dalam jajahan Belanda, oleh Imam Abdussalam menyaksikan kebiadaban Belanda yang menjajah, menjarah dan Ingin memurtadkan masyarakat Tidore yang mayoritas beragama Islam dengan misi God, Glory dan Gold yang terkenal itu.
Mesjid The Auwal Masque |
II. PERJUANGAN IMAM ABDULLAH
Sehingga Imam Abdussalam memulai Aktifitas Perjuangannya dengan melakukan Propaganda dari Desa-desa di Tidore untuk menentang Belanda dengan sekutunya. Agama yang melatari gerak juang beliau (Jihad fi sabilillah), ummat Islam tidak boleh di pimpin oleh orang kafir, dasar gerak ini mendapat simpatik dari masyarakat Tidore dan pengaruhnya meluas sampai di daerah Weda, patani, Gebe bahkan sampai di Raja Empat.
Semangat Juang dan jiwa Patriotis yang ada pada diri Imam Abdulah melakukan perjuangan-perjuangan di Tidore akhirnya meluas sampai ke wilayah-wilayah lain. Bersama Ayahnya Qadi Abdussalam Begabung dalam Pasukan Kesultanan Jailolo Dibawah Kepemimpinan Sulatan Jailolo Dala Perang Jailolo Yang merambat sampai Kedaerah Paton (Patani) sekitar tahun 1770.
Tahun 1770 suatu Peristiwa besar dalam sejarah Patani Yakni sejarah PERO atau potong Tali do semenanjung NGOLOPOPO, banyak serdadu Belanda dan sekutunya tertangkap dari perangkap batu yang digantung. Banyak serdadu Belanda Yang Tewas dari petempuran itu.
tercatat dalam sejarah Afrika Selatan.
Sebagai Seorang Imam beliau sangat anti terhadap sistem perbudakan dan apartheid yang di jalankan oleh Kolonial Belanda dibawah kepemimpinan Gubernur Hermanus Munik di Ternate yang memegang kendali semua negeri Jajahan Moloku Kie Raha (1771-1772), dalam Prinsipnya beliau Tidak rela sejengkal Tanah tumpah darahnyadi ambil oleh para Penjajah, dan tidak relah anak negeri menjadi budak di negeri sendiri. inilah khittaPerjuangan Imam Abdullah (Benyamin Marasabessy,M.Ed.).
Selain sebagai pemimpin Shalat, beliau juga membakar semangat juang masyarakat Tidore di atas Mimbar-Mimbar Mesjid dan terjun langsung dalam pertempuran-pertempuran dengan Belanda sehingga Penjajah Belanda kehilangan Akal untuk menghadapi perlawanan-perlawanan dari Imam Abdullah, sehingga gerak-geriknya selalu diawasi, di buntuti dan akhirnya Imam Abdullah di tangkap dari suatu hasil tipu muslihat para Penjajah Belanda dan di asingkan ke Cape town Afrika Selatan.
|
Sosok Imam Abdullah sangant di benci Oleh Para Penjajah sehingga beliau di Beri gelar “BADITEN ROLLEN” yang artinya seorang Bandit, sebagimana Gelar yang de berikan Ke sultan NUKU “PRINS ROBEL” yang artinya Pangeran Pemberontak.
Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam ditangkap oleh Belanda pada tahun 1763 di Tidore bersama ketiga saudaranya yakni : Abdul Rauf, Badaruddin dan Nurul Imam, dan di bawah Ke Ternate kemudian Ke Ambon dan Batavia kemudian Ke Cape Toen Afrika selatan dan di Penjarakan di Kandang Kuda, setelah itu di pindahkan ke Pulau Robbin / Robbin Island, pulau terpencil ± 50 mil dari Cape Town dan di bebaskan pada tahun 1792.
III. AWAL PERJUANGAN DI CAPE TOWN AFRIKA SELATAN
Tak di sangka dan dibayangkan sebelumnya bahwa seorang Ulama Indonesia asal Tidore Maluku Utara ikut berjasa menebarkan benih Islam di Benua Kulit Hitam Tanah Afrika Selatan Pada Abad 17 dan 18 mereka adalah Syeh Yusuf (1626-1699) dan Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam (1712-1807) Kedua-duanya di buang ke Afrika Selatan karena kegiatan Politik dan angkatan senjata melawan Kolonial Belanda.
Kerakusan Belanda juga sangat biadab di Afrika Selatan, Peraturan Pertama yang harus di taati adalah tidak di perbolehkan melaksanakan ibadah maupun aktifitas keagamaan selain Kristen Protestan yang tergabung dalam Calvinist Reformed Church Gereja Belanda, jika ada kedapatan atau mendapat laporan bahwa ada yang mengajarkan agama maka hukumanya adalah bunuh langsung. Luar biasa kejam, biadab dan sangat tidak berperikemanusiaan. Dengan aturan tersebut misi Kristenisasi di Afrika Selata berjalan Mulus dibawah kendali Gereja Belanda dan VOC, Misionaris Kristen Gencar melancarkan misi kristenisasi akan tetapi perkembangan Kristen tercatat dari tahun 1810-1824 sebanyak 35.698 dengan rata-rata 6 orang Pertahunnya.
Kondisi yang begitu sadis namu tak surut Jiwa Patriotoisme Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam, seorang Imam yang berakhlak baik, Perasa,sederhana dan menyayangi sangat disegani sekaligus disayangi masyarakat Kulit Hitam. Hari-hari menjalankan hukuman dan melihat kondisi social masyarakat yang di perbudak oleh Belanda dan Gereja Belanda dalam mengkristenisasi dan merampas kekayaan dan hak-hak masyarkat Afrika selatan, akhirnya Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam bertekad melaksanakan Pendidikan Agama Islam bagi masyarakat pendatang tanpa Ulama itu. Meskipun dalam status budak, di tindas namun keajaiban akan rahmat Allah SWT menyelimuti Negeri Afrika Selatan, sehingga dengan berbagai cara misionaris Kristen tak mampu untuk membendung kemajuan Islam di tanah Afrika tersebut, karena kini masyarakat Afrika Selatan lewat ajaran Imam Abdullah siap menyambut maut dari pada hidup dalam penjajahan. melihat kondisi tersebut Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam nekad mengajukan Permohonan untuk mendirikan mensjid, jelas saja ini ditolak mentah-mentah oleh Belanda. Suatu hari di hari Jum’at Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam mengkerahkan ummat Islam untuk melaksanakan Shalat Jum’at di lapangan terbuka tempat kerja paksa, tempat penggalian batu di Chiappini Street. Belanda menjadi geger dan mengerahkan pasukan untuk mengepung ummat islam yang melaksanakan shalat jum’at tersebut sehingga suasana menjadi tegang.
Walaupun kehidupan masyarakat Afrika selatan penuh dengan penindasan akan tetapi Rahmat Allah SWT sehingga akhirnya shalat Jum’at pertama di tegagkan dengan berani melawan penjajah. Dan akhirnya mesjid pertama dan merangkap madrasahpun berdiri di Drop Street. Dengan nama (THE AUWAL MOSQUE) / Mesjid awal atau Pertama didirikan oleh Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam alias Tuan Guru. Madrasah tersebut menggunakan referensi Wajib Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta Kitab karangan Tuan Guru Kitab Ma’rifat Al-Islam Wal Imam.
IV. SILSILAH KETURUNAN TUAN GURU IMAM ABDULLAH BIN QADI ABDUSSALAM
Senin 1 Rajab 1105 H seorang bangsawan Cirebon UMAR FAAROEK RAHMATULLAH berlabuh di Pantai Toloa Tidore, pada Hari Jum’at 10 Muharram 1006 H (1657 M) siapa Mengira kelak Cucuny Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam menjadi Ulama Besar yang melegenda di Cape Town Afrika selatan.
Kuburan Tuan Guru Setelah di Pugar |
Dari Cirebon rupanya Umar Faaroek Rahmatullah telah berniat untuk menetap di Tidore dan akhirnya menikah di Tidore, dan Putranya menjadi Qadi di Kerajaan Kesultanan Tidore dan berputra Lima, Abdul Kadir dan Nuruddin perna menjadi juru tulis besar (sekretaris Negara) abdul rauf menjadi Qadi sedangkan Muhiddin, Nasaruddin dna Abdullah menjadi Imam. Dan salah turunan dari Imam Abdullah Bin Qadi Abdussalam adalah Malaa Ibrahim salahuddin Tokoh Tasawuf terbesar di Maluku dan Papua.
Mesjid Al-Auwal yang didirikan oleh Tuan Guru |
DISINI DI RUMAH INI TITIAN PENGHARAPAN
By : Ongen Pnubono
JAUH DARI SANAK SAUDARA
TAK NAMPAK SENYUM BAHAGIA
TERBESIT NADA CITA – CITA
MENGEKANG NOSTALGIA
DI SINI KAMI TEMUKAN
DI SINI KAMI MENUAI
DI SINI KAMI MENGAPAI
DI RUMAH INI
TUK GEMILANG DI HARI NANTI
SAUDARA SE-AYAH BUKAN SE-IBU
SAUDARA SEPERSUSUAN,
MUNGKIN SEKAMPUNG YAH
ITULAH SAUDARA SEPERJUANGAN
KEBANGGAN ORTU KAMI JAJAK
BERJUANG TUK KELAK
DEMI MASA DEPAN ITU MUTLAK
DAHAGARA ADALAH TEGUKAN KAMI
TERIK MENTARI ADALAH SELIMUT KAMI
UBIN ADALAH PERADUAN KAMI
DERITA TAK KAMI KENAL
BAHAGIA KAMI LUPAKAN
DI RUMAH INI KAMI BERBAGI
DI RUMAH INI
TITIAN PENGHARAPAN
Sabtu, 23 Oktober 2010
BANEMO DALAM LIRIKAN SEJARAH MENUJU DESA PENDIDIKAN DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
BANEMO DALAM LIRIKAN SEJARAH
MENUJU DESA PENDIDIKAN
DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH
I. Asal Mula Terbentuknya Desa Banemo
Mula-mula ada sebuah keluarga yang mendiami tempat tersebut (Banemo), asal muasal keluarga tersebut tidak diketahui secara pasti, akan tetapi menurut cerita dari tokoh masyarakat bahwa keluarga tersebut datangnya dari pesisir pantai utara tanjung Ngolopopo yaitu suatu tempat pedusunan yang disebut orang “MO”
Pada mulanya tempat tersebut (Banemo) hanyalah sebagai tempat persinggahan dan peristirahatan bagi mereka (Orang MO) dikala dalam melakukan perjalanan dalam mencari nafkah hidup mereka, sehingga tempat tersebut disebut orang dengan sebutan (BOBANE MO) yang artinya tempat persinggahan / peristirahatan orang-orang MO.
Selaku makhluk individu dan social dalam lingkungan keluarganya, akhirnya mereka membuat perkemahan agar dapat bertahan dan berteduh, sejak dari sinilah mereka memulai kehidupan baru seperti bercocok tanam dan usaha-usaha baru. Lama-kelamaan keluarga mereka yang lainpun mengikuti jejak mereka sehingga tempat tersebut sudah dapat di diami oleh beberapa keluarga yang kian hari-kian berkembang dan bertambah dengan membawah sedikit perubahan walaupun masih tradisional dan animis.
Semakin hari kian berkembang ini ditambah lagi dengan berdatangan beberapa keluarga dari : Gotowasi, dan Maba, yaitu bagian selatan Kecamatan Maba Pulau Halmahera, sehingga tempat tersebut yang dulunya hanya dikenal orang sebagai Bobane atau tempat persinggahan, namun kini sudah menjadi tempat pemukiman yang diberi nama BANEMO.
Seiring dengan berkembangnya pemukiman tersebut, mereka menginginkan agar hidup dapat teratur. akhirnya mereka bermufakat untuk memilih pemimpin / kepala desa, yang disebut (WLON) dan Imam yang disebut (Hakim Syara) yakni kepala desa dari keluarga yang datang dari Gotowasi dan Hakim syara dari keluarga Maba.
Walaupun pada waktu itu kehidupan masyarakat masih dibawah garis kebudayaan serba animis dan bersaja, tetapi sistim social sudah sangat kental dengan adanya sistem kegotongroyongan dan musyawarah yang mewarnai kehidupan masyarakat, sehingga persatuan dan kesatuan sebagai suatu ikatan keluarga yang kokoh dan kuat dengan keyakinan yang membaja.
Dengan terciptanya suasana tersebut, tidak jarang pula berdatangan berbagai keluarga dari berbagai suku diantaranya : suku sula (sanana), suku bacan, suku makean, dan bahkan ada yang berdatangan dari suku Tionghoa dan suku bangsa Arab sebagai imigran (orang yang datang dan pergi). Juga sebagai tengkulak dalam usaha perniagaan disamping hasil utama masyarakat yakni hasil kopra, dan pinang asaran yang disebut (KANCOL).
Sehingga sistem kekeluargaan masyarakat Banemo semakin beragam / Plural dan makin berkembang.
II. Sejarah Pendidikan Banemo
Dengan berkembangnya desa Banemo, sebagaiman dijelaskan diatas bahwa banyak berdatangan keluarga-keluarga dari berbagai suku-suku local dan juga ada yang berdatangan dari bangsa-bangsa lain yakni tionghoa dan Arab, bangsa Tionghoa hanya mengejar potensi yang ada di desa tersebut akan tetapi bangsa Arab disamping terpesona dengan sumber daya alam di desa Banemo mereka juga menyiarkan Agama Islam karena kehidupan masyarakat saat itu penuh dengan animisme.
Beliau adalah Almarhum Habib Ahmad Al-hadaar yang dikenal sebgai pedagang berkebangsaan Arab disamping itu memusatkan Pemikirannya dibidang Da’wah Islamiah. Dengan mendirikan sebuah Madrasah yang diberinama RAUDATUL ISLAM pada tanggal 12 Juni 1941 (4 tahun sebelum Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia).
Mula-mula da’wah islamiah berupa pengajian-pengajian Al-Qur’an atau pengenalan-pengenalan huruf-huruf Arab serta mengajarkan pula tentang syariat Islam serta Hukum-hukumnya secarah Ijmaliah, sebagai dasar pendidikan dan pengajaran agama Islam terhadap masyarakat desa banemo, Khususnya kepada generasi muda agar dapat membedakan antara yang hak dan bathil serta dapat pula diamalkan dan dihayati dengan semestinya.
Namun setelah kurang lebih satu tahun Almarhum Habib Ahmad Al-Hadar dengan semangat juangnya telah mendatangkan seorang guru (ustadz) dari ternate, yang merupakan guru yang pertama kali memberikan pedidikan dan pengajaran agama islam secara formal , yaitualmarhum al-ustadz hi,Muhammad bin hi, Ibrahim hanafi. Setela beberapa tahun ikut berlayar dan belajar bersama pamanya di kota suci mekkah, dan di saat itula secara resmi masrakat dapat mengetahui bahwa taman pengajian yg dirintis dahulu oleh almarhum habib ahmad alhadar berubah menjadi pendidikan agama swasta yg sampai saaat skarang madrasa raudatul islam dimaksud masi bias berjalan sebagai mana biasa. Setahun kemudian atas usaha dari almarhum habib ahmad alhadar yg didorong pulah oleh keinginan masrakat desa banemo, beliau berhasil pula mendatangkan dua orang tenaga guru, masing-masing al jatadz abd, addul kader abd, rahim (seli tidore) dan al ustadz hasan adam (tongowai tidore) namun guru-guru tersebut kembali ke kampong halamanya masing-masing akibat pecahnya perang dunia ke 11, sehingga perkembangan madrasa raudatul islam pun menglami kemacetan, yaitu jelasya pada tahun 1943.
Pada tahun 1949 s/d 1950 al ustadz hasan kembali menjalankan tugasnya dalam melanjutkan dalam melanjutkan cita-cita masyarakat banemo. Hanya sayangnay cumin setahun ia menjalankan tugas. Sedangkan kurang lebih delapan tahun madrasah raudatul islam di tinglkan oleh guru-gurunya, walaupun masrakat kembali dalam keadaan aman serta pergolakan perang pun suda menjadi redah, disaat Negara Indonesia meraih kemerdekaanya diatas kekuasaan penjajah, namun madrasa raudatul islam pada waktu itu masi tetap dibina oleh masyarakat, dengn mengangkat murid murid nya yg dianggap mampu melanjutkan tugaspara guru-gurunya. Yaitu pada tahun 1946 s/d 1959, diantarnya :
1. Bapak abd. Razak usman
2. Bapak muhiddin abd, Hasid
3. Bapak sirajudin naya, sedangkan pda tahun 1950-1951 yaitu bapak jamali dahlan
Walaupun dengn berbagai prolema, namun bagi masyarakat dalam membina madrasa tersebut, disamping mereka menanti seorang alumnus yang akan melanjutkan studinya ke SMI gorontalo (sulut) yaitu almarhum alustdz hi, ala. Pada akhir tahun 1951 ia kembali ke banemo dengn membawa dua orang temanya yg sama-sama menyelesaikan studinya pada SMI gorontalo, yaitu almarhum Al Ustadz Abdullah Abbas (Tahane Makean) dan Al Ustadz Djafar Hasan (Gurabati Tidore).
Namun pada tahun 1956 Al Ustadz Abdullah Abbas kembali memenuhi panggilan Ilahi (meninggal) dunia, maka pimpinan madrasah dilahkan kepada Al Ustadz Djafar Hasan yaitu dari tahun 1956 sampai dengan tahun 1973. Walaupun beliau tidak dapat menjalankan tugasnya lagi karena usianya sudah lanjut, namun masih tetap bekecimpung dengan masyarakat sebsgsi pelindung dan Pembina madrasah tersebut.
Rentetan pada madrasa raudatul islam masih tetap berkesinambungan, hanya pada waktu itu pimpinan madrasa dialihkan kembali kepada Al Ustadz Arif Syamsi sebagai puitra daera dan sebagai alumnus madrasa raudatul islam yang melanjutkan pendidikanya pada SNI gorontalo, hanya setahun ia menjabat sebagai pimpinan madrasah,yaitu pada tahun 1973 s/d 1974. Akhirnya pimpinan madrasa diserahkan kembali kepada Al Ustad Jumat Syamsi dan juga sebagai putra daerah dan juga sebagai alumnus madrasah raudatul islam yang sempat melanjutkan studinya pada madrasah islamiah ternate pada tahun 1949. Namun pimpinan madrasah inipun telah sampai masa tuanya, lagi pula berbagai problematika hidup yang di hadapi akhirnya pimpinan madrasah di alihkan kepada al-ustadz Ilyas Djalaluddin, juga sebagai putra daerah dan sebagai alumunus madrasah raudatul islam yang menamatkan pendidikannya pada madrasah muallimin 4 tahun di ternate pada tahun 1969.
Karena satu dan lain hal, maka pada tanggal 21 oktober 1982 atas mufakat masyarakat dalam suatu rapat orang tua murid telah mengangkat kembali Al Ustad Arif syamsi sebagai pimpinan madrasah untuk membinah dan mengasuh madrasah tersebut sekaligus untuk dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Desa Banemo dalam melanjutkan serta mengembangkan madrasah raudatul islam sebagai dasar pendidikan Agama yang fundamentil bagi anak-anak khususnya dan masyarakat Desa Banemo umumnya.
Tepatnya pada tangal 21 oktobar 1982 atas mufakat masyarakat dalam suatu rapat orang tua murid telah menaangkat kembali Al Ustad Arif Syamsi sebagai pimpinan madrsah untuk membina dan mengasuh masyarakat tersebut sekaligus untuk dapat mewujutkan cita-cita masyarakatdesa Banemo dalam melanjutkan serta mengembangkan madrasah raudatul islam sebagai dasar pendidikan yang fundamentil bagi anak –anak khususnya dan masyarakat desa banemo umumnya,
Hanya kepada ALLAH SWT, penyusun bermohon dengan penuh hidamt, walaupun madrasah tersebut yang jalanya tersendat-sendat serta penuh liku dan berbagai problematika yang di hadapi, kiranya Allah tetap berkenaan memberikan pantulan nur iman di hati masyarakat desa banemo, utamanya bagi para pengasuh dan Pembina yang terlibat didalamya untuk lebih melestarikan dan mengembangkan madrasah tersebut sebagai salah satu wadah dalm membentuk watak dan konsepsi pendidikan agama bagi kelangsungan pendidikan anak-anak dalam wilayah kecamatan patani gebe umumnya, bahkan anak-anak dalam dalam lingkungan masyarakat,
Adapun badan pengurus madrasah raudatul islam sejak berdirinya, yaitu terdiri dari
a. Pelinding / penasehat
1). Kepala kampung banemo (Almarhum Magrib Haruna)
2). Almarhum Habib Alhadar
b. Ketua : Said Umar Al Hadar (Almarhum)
c. Wakil ketua : Abd Rasid Abd Basyior (alm)
d. Sekertaris : Aryad S. Usman (alm)
e. Wakil sekertari : Harun Ence Abd. Rahim . (alm)
f. Bendahara : Imam Abd. Hamid Safar (alm)
g. Pembantu-pembantu :
1). Raden Moh. Tusen Morela (alm)
2). Aid Taher (alm)
3). Hairuddin Rongasala (alm)
4). Razak Kob (alm)
5) Baksir Moreala (alm)
Dari suatu kurun kekukurun berikutnya dengan membawa grafik perkembangan dan kemajuan, di samping pula perubahan dari suatu generasi selanjutnya, mada badan pengurus madrasah raudatul islam untuk periode 1982 /1984 adalh sebagai berikut:
a). Ketua : Ahmad Sidik
b). Sekertaris : Jamil Ismail
c). Bendahara : Haris Raden
Dibantu oleh dua orang anggota sebagai seksi operasional yang membidangi usaha dana, yaitu masing-masing Yahya Hi Musa dan Ridwan Jumat
Dari selayang pandang Madrasah Raudatul Islam diatas maka jelas bahwa madrasah Raudatul Isalam yang statusnya swasta serta swadaya masyarakat namun sumbangsinya sangat besar terhadap pembangunan mentalitas masyarakat desa banemo, utamanya dalam menanamkan pengetahuan agama, disamping menyadarkan masyarakat kearah sesembahan animisme ke sesembahan yang semestinya yakni kalimat tauhid. Dan menjadi satu-satunya madrasah tertua yang telah bertahan lama di daerah kabupaten Halmahera tengah sampai saat ini.
Dari sejak berdirinya Madrasah tersebut kurang lebih 69 tahun usianya mendapat bantuan dari :
1. Pemda yaitu tgl 14 april 1954 sebesar Rp. 4 200,- Dari departemen Agama Propinsi Irian Barat (soa sio)
2. Bupati kabupaten Halmahera tengah Bpk. A Malawat sebesar Rp. 100.000,- pada tanggal 12 juni 1976.
III. Madrasah Raudatul Islam dan Permasalahannya
Telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu bahwa sejarah panjang telah dilewati sebelum Kemerdekaan Negara Ini dan Pecahnya Peran dunia ke II namun madrasah raudatul Islam tetap berjalan sebagaimana mestinya walau banyak kekurangan yang ada akan tetapi jiwa juang yang telah ditanam para pendiri telah membaja di hati masyarakat desa banemo sehingga madrasah dijadikan sebagai warisan pengetahuan tanpa batas. Lebih-lebih ini didasari karena focus madrasah raudatul islam dalam Da’wah islamiyah.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh madrasah raudatul islam sehinnga tidak dapat menentukan sikap tersendiri dalam penyempurnaan Administrasi untuk menjadi pendidikan formal diantaranya adalah :
1. Fanatisme masyarakat desa banemo terhadap pendirinya, sehingga pendidikan tersebut yang walau belum dilengkapi dengan ijazah sebagai salah satu jenjang pendidikan formal namun bagi masyarakat telah mersa puas sebagai suatu pendidikan dasar keagamaan bagi anak-anak mereka.
2. Terbatasnya masalah financial yang diserap dari masyarakat, karena rata-rata masyarakat desa banemo berekonomi lemah.
3. Kesalah tafsiran masyarakat selaku orang tua murid, bahwa dalam urusan pendidikan adalah tanggung jawab sepenuhnya guru dalam semua aspek, baik secara internal maupun eksternal.
OM ACIM
OM ACIM
OM ACIM SUKA BARONDA
SAMPAI DI WEDA,TINGGAL DI WASERDA
KETEMU CI IDA MAKAN POPEDA
OM ACIM SUKA BAGAYA
BAGAI LELAKI SETENGAH BAYA
DI JAMAN SITI NURBAYA
YANG SERING PAKAI KEBAYA
DENGAN KOLE-KOLE
OM ACIM KE DOTTE
MAKAN KELAPA KORE
SAMPAI TOTOFORE
TIBA DI PATANI
SUKA BAKALAI
DI PINITI
OM ACIM TABALAI
DARI MASURE
BAKU REBE KE PULAU GEBE
OM ACIM TAGEPE
OM ACIM BATARIA
AEE ADOCK EE
BY : ONGEN PNUBONO
Langganan:
Postingan (Atom)