KENANGAN YG ABADI SLAMANYA SLAMANYA DLM DEKAPAN PESONA PNUBONO |
BALDAN SI PENGHAYAL
SeSi : KHAYALAN ANAK NEGERI
Dlm Khayal |
Bak,, Penghayal sejati sepanjang hidupnya, ini mungkin karena prosesi kehidupan keluarganya yang teramat sederhana,, hingga membuatnya selalu ingin menggapai segala hal dalam hidupnya,, walau harapan,impian,nawaitu dalam kesucian jiwanya selalu bertolak belakang dengan kefanaan realiatas di sekitarnya….!!
Kehidupan yang menggila tiap pergantian detik ke menit & jam, dunia semakin kejam dari pergantian menit/jam ke hari.. Apa namanya lagi jika ini bertahan sampai akhir kehidupan ini..??
Tiba masa dimana masa depan kian memperjelas wujudnya,, sering wujud masa depan tampak bagai siluman yang menakutkan dalam mimpi nyatanya,,kadang masa depan menjamu dengan anggur segar di atas penjamuan buana,,, hingga bias utas senyum melebar menghias dinding & ruang hampa..
Hayal dan mimpi bagai sahabat sejati, kekasih, sekaligus arah untuk menuju hal yang berarti….!!!
Baldan si Penghayal : menyimak kisah lain di alam yang sama.
Yang Nulis
Pnubono baldan Al-Baldany
Fajar menebar senyum di bibir ufuk,,kedipat mata mentari semakin menerang, mengusik lelap tidur Baldan Si penghayal, selimut kusut yeng menghangatkan tubuh mungilnya & memenjara jiwa semalam terhurai diatas bantal tepi peraduannya. Baldan menoleh ke meja belajarnya.. Melihat segelas kopi hitam yang tak dihabiskan disamping lembaran-lembaran putih yang berseraka di lantai, dengan wajah malas baldan membersihkan kembali meja belajar dan membuka jendala kamarnya, hawa segar langsung memenuhi ruangan kamar yang bau rokok karena kebiasaan baldan si penghayal…
Kebiasaan BaldanTiap hayalan mengelana seisi dunia ini selalu ditemani secangkir kopi hitam & sebatang rokok berlebel 234. setelah selesai dari aktifitas hayalanya biasanya baldan si penghayal menuangkan hasil hayalanya diatas lembaran dan tertata rapi dalam bentuk aksara yang terangkai bernada puisi dengan oktaf beragam,,
menyelami dunia nyata dan nisbi lewat jendela hayalanya, menjadi aktifitas menyenangkan,,, mentari makin meninggi,, terlintas di benak Si baldan “ Ke agunganmu Ilahi, hantar daku ke penghujung dunia ini, dan biarkanlah mentari yang kian meninggi ini bersamaku sampai senja menyelimuti, ya Rabb,, yang asa hidup ini berada di genggamaMU,, ridhaMU dambaku “
Baldan terkejut setelah mendengar suara yang mengusik di depan rumahnya..!! Segera melangkah menuju asal suara yang mengganggu hayalnya itu,
Dengan segera membuka pintu rumahnya tampak di hadapan dengan jelas para anak-anak tetanggahnya dengan riang & asyik bermain di emperan rumah mereka…!! Dengan wajah kesal sambil mulutnya berceloteh dasar anak-anak tiap hari kerjanya Cuma bermain & mengganggu “ begitu polos diri kalian wahai penerus kehancuran’ yang tidak pernah tahu akan hari esok, kalian telah di taining oleh lembaga formal Negeri ini untuk menjadi agen-agen kehancuran masa depan, Anak-anak tetanggaku nian malang nasib kalian. Jiwa, Kalbu kalian nan kudus slalu disirami Madu klasik zaman jahiliah, tontonan-tontonan senam akrobatik ala Machiaveli, perebutan makanan haram dari hasil keringat rakyat jelata, sehingga kalian besar nanti akan melakukan hal yang sama seperti pendahulumu, mereka tlah lupa diri, benar diracik menjadi salah, salah diramu berganti benar, halal dan haram menjadi sewajah, korupsi dianggap suci, tidak selingkuh katanya kaku. Otak mereka di penuhi strategi-strategi untuk memuluskan niat melegalkan tindakan keji mereka, begitu ampuh strategi mereka memperdayakan rakyat jelata bagai jose Morinho memperdaya rival-rivalnya & menyumbangkan triple Winner Buat Inter Milan(2009-2010). Kemalangan menjadi Abadi”
Setelah puas dari ocehan dalam lamunya, Baldan menyiram seluruh tubuhnya dengan air segar di kamar mandi, dengan tubuh polos matanya tertuju pada suatu objek yang menerbangkan hayalnya “ kau terjaga dengan baik, indahnya bentukmu begitu sempurna, kau melindungi diri dan keluargamu dari tiap serangan yang menghadang seandainya pemimpinku menimang ilmuMU, oh.. Laba-laba yang bijak.
Diluar rumah terik mentari tlah condong ke ufuk timur, Dengan paras ceria,, baldan keluar melangkah menyusuri tiap lorong waktu negerinya, tiba-tiba terhenti di depan suatu kerumunan anak-anak muda yang saling berdebat tentang seorang wanita, oh yah namanya “MIRA JUITA KARTIKA”, bunga desa yang slalu di perebutkan oleh pemuda-pemuda, karena parasnya yang cantik, bodinya yang seksi. Menggairahkan, menawarkan keindahan skaligus mengundang petaka.
Itulah “MIRA JUITA KARTIKA” maka kalian yang muda,, jangan terpancing keseksiannya,, karena yang kau tampak adalah pintu racun segala petaka…!!!
Makin jauh perjalananya,,,makin terlihat luka dan duka memahkotai hati Baldan si penghayal…. Linangan airmata tak mampu menghapus tiap dahaga jiwa yang tergores sampah-sampah yang berserakah….
Kembalilah Baldan si penghayal ke rumah… sebelum melangkah masuk,,!! Sepintas matanya nakal menoleh sekeliling rumahnya yang nyaris roboh,,, sambil tersenyum…gubukku biarlah tubuhmu nyaris runtuh namun jangan skali-kali kau lelah menaungi jiwaku.. Gubukku walau usiamu tlah renta janganlah kau berhenti memancarkan cahaya sederhanamu,, jangan buat aku sedih wahai gubukku dengan meninggalkan puing-puing dadamu,,,, karena anak negeri ini mau menyaksikan tiap bait hayalanku tuk negeri ini,,,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar