Syair Drama Lolucon di atas Panggung Sejarah Fagogoru
Oleh : Ongen Pnubono
Jakarta : 24 Oktober 2010
Menyusuri Desa dan Dusun, Mandi Keringat Dan Air Mata, Pengorbanan dan Ketulusan, Semangat Juang Tiada Tara,Hanya Ada di Jiwa Maju dan Maju Terus Berpacu Meskipun Lelah, IBU TIARA IBU PAHLAWAN, Tutur Katanya Budi Bahasanya, Walaupun Bumi-Bumi Terguncang, Walaupun Laut-Laut Mengencang, Mendampingi Suami Tercinta,Menyelamatkan Negeri FAGOGURU.
(Syair Qasidah Malut)
Benarkah Negeri Fagogoru Dalam Masalah..? Siapa, Apa Masalahnya,,,? \
Halmahera Tengah Bagaikan Negeri Para Pesulap, Apa yang ingin dilakukan cukup mengatakan Bim Salabim Abra Kadabra, inilah Ruang yang diperankan oleh bunda Tiara,
isteri Kepala Daerah Halmahera Tengah ini layak mendapat gelar tersebut atas jerih payah beliau dalam membangun Halmahera Tengah pasca perpindahan ibu kota Kabupaten ke kota Weda. Popularitas bunda Tiara perlu diacungi jempol karena melewati para pembesar-pembesar Halmahera Tengah yang lain. ini dibuktikan dengan nama Bunda santer dibicarakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah, para aktifis yang berorasi, politikus yang bersilat lidah, akidemisi yang penuh konsep, tak lepas nelayan, petani yang mengangkat perkakas dalam mencari nafkah. Bunda tiara bak dewi matahari, dengan pancaran cahaya Merahnya dapat menyulap mimpi menjadi kenyataan, nisbi menjadi realita.
kata PAHLAWAN yang di alamatkan kepada Bunda Tiara adalah melukai hati Pecinta sejarah dan tokoh sejarah Fagogoru, kenapa tidak,,? Sejarah panjang perjuangan Fagogoru mulai para leluhur sampai saat ini tidak ada seorangpun yang menjustifikasi maupun mengangkat dirinya sebagai pahlawan Fagogoru..
Sungguh mencoret sejarah emas negeri tercinta Fagogoru, dan akan mengaburkan sejarah bagi generasi mendatang, sehingga hal ini walau terlihat simple tetapi akan menjadi suatu pengkaburan sejarah. Karena ada beberapa hal yang sangat menggelitik Hati dan tidak di terima oleh logika :
1. Kapasitas Ibu Tiara sebagai Istri Bupati Halmahera Tengah otomatis sebagai Ibu Penggerak PKK kab, Halmahera Tengah,dan sementara sebagai Ketua DPC salah satu Partai Politik anehnya beliau yang di daulat sebagai Ibu Pahlawan Ketimbang Suaminya yang semestinya Lebih Relevan Dengan Predikat tersebut
2. Apa yang telah diperbuat oleh Ibu Tiara sebagaimana tertuang dalam syair tersebut perlu dipertanyakan, siapakah yang berperan sebagai Nakhoda Kabupaten Halmahera Tengah, ibu tiara ataukah Bpk Bupati Halmahera Tengah. Ibarat Pepatah “ Kerbau Pe Susu, Sapi Pe Nama “
3. Jika dibandingkan perjuangan para leluhur dengan apa yang diperbuat oleh Bunda Tiara maka belum semestinya kata “Pahlawan” disandingkan kepadanya.
Kita semua mengetahui salah satu sejarah emas Fagogoru yakni kejadian “ PERO / Potong Tali pada tahun 1770 di semenanjung Ngolopopo, Oleh Imam Abdullah dan Ayahnya Qadi Abdussalam bergabung dengan Sultan Jailolo dengan semangat mengusir sang penjajah di negeri tercinta ini, (baca : Tuan Guru, Pejuang, Politik dan Ulama Besar Tidore) itupun tidak ada yang melegitimasi menjadi Pahlawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar